Kamis, 22 Maret 2012

Sistem perekonomian liberalis dan campuran
Sistem ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan “kebebasan (proses) alami” yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
Garis berpaham ekonomi liberal telah pernah dipraktikan oleh sekolah-sekolah di Austria dengan berupa demokrasi di masyarakat yang terbuka. Paham liberal kebanyakan digunakan oleh negara-negara di benua Eropa dan Amerika seperti halnya di Amerika Serikat, paham liberal dikenali dengan sebutan mild leftism estabilished.
Ciri-ciri sistem ekonomi liberal adalah :
**Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
**Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
**Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
**Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
**Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
**Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
**Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
**Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
Keuntungan sistem ekonomi liberal :
Ada beberapa keuntungan dari suatu sistem ekonomi liberal, yaitu:
**Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
**Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
**Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
**Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat.
**Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
Kelemahan sistem ekonomi liberal :
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem ekonomi liberal adalah:
**Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korupsi.
**Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
**Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
**Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
**Pemerataan pendapatan sulit dilakukan karena persaingan bebas tersebut.

Sistem ekonomi campuran merupakan panduan dari dua bentuk sistem ekonomi sosialisme dan kapitalisme. Proses penyatuan ini dilakukan untuk menyerap elemen-elemen yang positif dan dinamis dari kedua sistem ekonomi tersebut. Sistem ini merupakan gabungan dari kekuatan dari dua sistem ekonomi tersebut.

Sejarah sistem ekonomi campuran ialah sejarah pertentangan yang keras dan bahkan tidak harmonis dari kapitalisme dan sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk mencari bangun ekonomi dengan ciri dasar yang merupakan gabungan unsur-unsur terbaik dari keduanya. Sebenarnya, sistem ekonomi ini dapat saja menghilangkan konotasi perpaduan antara dua sistem ekonomi tersebut karena sistem ekonomi campuran memiliki ciri khasnya tersendiri.

Sistem ekonomi campuran menggerakkan elemen-elemen dinamis yang sebelumnya memang dimiliki tiap-tiap sistem ekonomi. Sebenarnya, kedua bentuk sistem ekonomi tersebut telah menuju ke arah sistem campuran karena masing-masing berusaha membuang kelemahan-kelemahannya sehingga tersisa unsur-unsur yang dinamis dan positif.
Seperti yang dikatakan Hegel bahwa perkembangan sebuah pemikiran akan mencapai suatu bentuk terbaik melalui proses dialektik menuju suatu sintesa (teori dialektika). Proses ini merupakan perpanduan dari thesa dengan antithesa dalam keharmonisan dan menuju ke arah kedinamisan.
Negara yang sedang berkembang beranggapan akan mampu mengejar ketertinggalannya dengan banyak tidak mencontoh bentuk ekstrem sistem ekonomi tersebut, tetapi menyerap unsur-unsur dinamis dari keduanya. Salah satu pemikiran Hegel ini menarik untuk disimak sebagai dasar pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif dari sistem yang bertentangan.
Bila hal itu terjadi, kedua sistem ekonomi tersebut memiliki kelemahan mendasar sehingga cara terbaik, yaitu menggabungkannya untuk mengejar ketertinggalan negara-negara yang sedang berkembang. Fenomena dialektik sebagai suatu teori ini ditemukan oleh kelompok idealisme dan mengalami masa puncaknya dalam pemikiran filosofi Hegel.
Dialektik pernah diajukan oleh Immanuel Kant sebagai suatu logika dari penalaran terhadap alam dan fenomena dunia untuk memberikan pengesahan yang transenden. Kemudian, Hegel menginterpretasikan dialektik sebagai operasionalisasi dari penalaran, tanpa kaitan dengan hal yang transeden.
Hal ini memberikan kenyataan lebih benar dan lebih mendalam dibanding pemikiran analitis kontradiksi sebagai hasil dari perpaduan ide-ide yang dapat dicapai melalui cara sintesa untuk menghasilkan pengetahuan lebih benar.
Proses sintesa yang meningkat menjadi alasan utama terwujudnya sistem ekonomi campuran yang merupakan perpaduan dari sistem kapitalisme dan Marxisme. Hal ini tidak seperti Karl Marx yang mengadopsi dialektik sebagai pembenturan kelas di dalam sejarah yang selalu saling berhadapan.
Motif mencari keuntungan adalah unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Akan tetapi, bukan segalanya sebagaimana ditekankan dalam sistem ekonomi kapitalisme. Tanpa motif keuntungan, tidak akan ada usaha dan pertumbuhan ekonomi akan terhampat jika motif ditekan dan dimatikan seperti di negara komunis. Sistem ekonomi campuran tetap berbasis pada prinsip pasar yang terkendali oleh aturan pemerintah.
Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Perpaduan ini mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian.
Jadi, dapat diartikan sebagai jalan tengah antara peran mutlak negara dan peran menonjol individu. Jalan tengah ini disesuaikan dengan keadaan saat perpaduan itu terjadi sehingga peran situasi dan lingkungan sangat memberi warna pada sistem campuran tersebut. Sistem ekonomi campuran banyak dianut oleh negara berkembang.

Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Campuran antara lain :

**Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak pemerintah dan pihak swasta.
**Transaksi ekonomi terjadi di pasar dan ada campur tangan dari pemerintah.
**Ada persaingan serta masih ada kontrol dari pemerintah.
Kelemahan Sistem Ekonomi Campuran antara lain :
**Beban pemerintah berat dari pada beban swasta.
**Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan.


Perkembangan sistem ekonomi sebelum orde baru
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok.
Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi (Moh. Hatta dalam Sri-Edi Swasono, 1985), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi.
Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakatilah suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi.
Terlepas dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya pernah terjadi di Indonesia, maka menurut UUD’45, sistem perekonomian tercermin dalam pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34.
Demokrasi Ekonomi dipilih karena memiliki ciri-ciri positif yang diantaranya adalah (Suroso, 1993) :
**Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
**Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
**Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
**Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga perwakilan pula.
**Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yag layak.
**Hak memiliki perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
**Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
**Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
        Dengan demikian di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya :
Free fiht liberalism ; yakin adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah, dengan akibat semaki bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
Etatisme ; yakni keikutsertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motifasi dan kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat.
Monopoli ; suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti ‘keinginan sang monopoli’.
        Meskipun pada awal perkembangannya perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila. Ekonomi Demokrasi, dan ‘mungkin campuran’, namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950an sampai dengan tahun 1957an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun 1960an sampai dengan masa orde baru.
        Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950 sampai dengan tahun 1965an sebenarnya telah diisi dengan beberapa program dan rencana ekonomi pemerintah. Diantara program-program tersebut adalah :
**Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan membantu pengusaha pribumi.
**Program/Sumitro Plan tahun 1951.
**Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955-1960
**Rencana Delapan Tahun
        Namun demikian ke semua program dan rencana tersebut tidak memberikan hasil yang berarti bagi perekonomian Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan adalah :
**Program-program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, dengan demikian keputusan-keputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan pada masalah politik, dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat dimengerti mengingat pada masa-masa ini kepentingan politik tampak lebih dominan, seperti mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha mengembalikan Irian Barat, menumpas pemberontakan di daerah-daerah, dan masalah politik sejenisnya.
**Akibat lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan untuk kepentingan politik dan perang.
**Faktor berikutnya adalah terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk (sistem parlementer saat itu). Tercatat tidak kurang dari 13 kali kabinet berganti saat itu. Akibatnya program-program dan rencana ekonomi yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas, kalau tidak ingin disebut tidak sempat berjalan.
**Disamping itu program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan potensi dan aspirasi dari berbagai pihak. Disamping kutusan individu/pribadi, dan partai lebih dominan dari pada kepentingan pemerintah dan negara.
**Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia (liberalis, 1950-1957) dan etatisme (1958-1965).
        Akibat yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah ‘terjadi’ di Indonesia pada periode tersebut dapat dilihat pada bukti-bukti berikut :
**Semakin rusaknya sarana-sarana produksi dan komunikasi, yang membawa dampak menurunnya nilai ekspor kita.
**Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’.
**Defisit anggaran negara yang makin besar, dan justru ditutup dengan mencetak uang baru,  sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah kembali.
**Keadaan tersebut masih diperparah dengan lajunya pertumbuhan penduduk (2,8%) yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni sebesar 2,2%.

Selasa, 20 Maret 2012

Usaha Coklat


Nama makanan yang satu ini sudah tidak asing lagi kita dengar dan tidak perlu ditanyakan lagi. Bahan baku coklat ini bisa juga dijadikan sebagai minuman yang digemari masyarakat sehingga dimanfaatkan sebagian orang untuk membuka usaha baru yang cukup menguntungkan.
Sebagian besar masyarakat menyukai makanan ini. Semua kalangan dari anak-anak, anak remaja, orang dewasa bahkan sampai orang tua sekalipun menyukainya baik laki-laki maupun perempuan. Untuk menjalakan peluang bisnis ini tidaklah sulit, yang dipersiapkan adalah modal.
Secara garis besar, proses produksi coklat ini sangatlah mudah. Hanya membeli coklat berbagai macam varian seperti dark chocolate, white chocolate, milk chocolate dan menyediakan cetakan yang unik ataupun sesuatu yang membuat coklat tersebut tampak lebih menarik.
Berikut ini analisis lingkungan yang mempengaruhi usaha tersebut :
*Internal environment : pengendalian ada ditangan produsen dan konsumen tidak bisa ikut campur.
Contohnya : produk coklat yang kita jual terserah produsen mau produksi berapa dalam sehari.
*Task environment : pengendalian ada ditangan produsen dan konsumen.
Contohnya : produk coklat yang kita buat kan bisa dipesan sesuai konsumen pesan. Nah kita sudah membuat seperti yang konsumen mau tetapi ternyata konsumen tidak menyukai hasilnya. Konsumen tersebut harus tetap membayar karena kita sudah membuat apa yang konsumen mau.
*Societal environment : Lingkungan perusahaan yang sepenuhnya tidak punya kendali atau tidak punya kepentingan tetapi perusahaan mendapatkan dampaknya secara langsung.
Contohnya : harga bahan baku yang kita gunakan untuk membuat coklat tentu tidak bisa diganti dengan yang lain. Jika bahan tersebut naik dipasaran, kita tidak bisa merubah itu bahkan kita terkena dampak karena bahan baku tersebut naik.

Berikut ini analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) :
*Strength (kekuatan) : potensi yang perlu ditonjolkan dan dijadikan modal guna mencapai suatu keberhasilan.
Contohnya :
-Sebagian besar orang Indonesia menyukai coklat.
-Produk yang kita jual enak dan aman untuk dikonsumsi.
-Pelayanan ditempat kita sungguh memuaskan.
-Produk coklat yang kita jual memiliki kualitas di atas rata-rata dari produk sejenis dan harga yang dikeluarkan pun relatif terjangkau oleh masyarakat menengah apalagi anak-anak yang gemar memakan coklat ini.
-Produk coklat yang kita jual mempunyai varian atau isi yang berbeda seperti isi selai blueberry, oreo ataupun keju, bisa disesuaikan dengan pesanan.
-Produk coklat yang kita jual bisa dipesan huruf tertentu jikalau konsumen ingin memberikan hadiah ke pasangannya seperti kata “i love you” ataupun “happy valentine”
*Weakness (kelemahan) : kondisi kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Contohnya :
-Produk coklat ini mudah rusak atau meleleh jika terkena sinar matahari dan bisa diatasi dengan segera meletakkan coklat di kulkas atau pendingin dengan segera agar coklat membeku kembali dan hiasan coklatnya tidak hancur.
-Coklat bisa membuat berat badan seseorang bertambah.
-Banyak mengkonsumsi coklat juga tidak baik untuk perkembangan otak.
*Opportunities (peluang atau kesempatan) : kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
Contohnya :
-Produk coklat yang kita buat ini bisa dijadikan sebagai kado atau souvenir untuk orang tersayang seperti dihari-hari spesial dan menawarakan box cantik dengan hiasan pita.
-Produk coklat yang kita buat tidak hanya berbentuk huruf, ada juga yang menggunakan tangkai seperti permen coklat.
-Produk ini semakin hari semakin banyak penggemar alhasil kita meningkatkan produksi coklat untuk menambah keuntungan.
-Produk ini dipasarkan ditoko-toko kue, bahkan jika ada pameran coklat kita pun ikut membuka stand untuk memperkenalkan coklat kita kepada masyarakat yang gemar coklat. Jika hasilnya memuaskan, kita juga bisa mengekspor coklat ke negeri tetangga.
*Threats (ancaman) : adanya pesaing baru yang bergerak dalam bisnis yang sama dan menyebabkan ancaman bagi usaha kita. Munculnya masalah kegemukan dan merupakan salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Ancaman pesaing baru yang masuk bisa diantisipasi dengan beberapa langkah.
Contohnya :
-Memberi inovasi di produk coklatnya dengan berbagai model cetakan dan varian.
-Meningkatan mutu produk.
-Meningkatkan metode pemasaran yang lebih baik lagi.

Disusun oleh :
J Muthi Putri Kamilah
NPM : 25211045
Link : muthiputri.blogspot.com
J Putrisya Nirbaya
NPM : 28211030
Link : putrisyanirbaya.wordpress.com
J Zulvi Rianni
NPM : 28211282
Link : zulvirianni.wordpress.com