Jumat, 27 Januari 2012

Menjadi Mahasiswa Jurusan Akuntansi


Menjadi mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang cukup besar. Karena seorang mahasiswa harus lebih aktif dibanding dosennya. Dosen hanya memberikan 20% dari kurikulum namun mahasiswa lah yang harus mencari garis besar yang telah diberikan dosen.
Saya adalah lulusan dari salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Jakarta. Sekolah yang tidak ada tentang akuntansi sedikitpun. Semasa SMK dulu, saya mengambil jurusan perhotelan. Saya mengambil jurusan tersebut karena ingin menuruti kemauan ibu saya. Saya semula tidak menyukai jurusan tersebut namun lama kelamaan saya pun mulain menikmatinya. Dengan prestasi yang cukup membanggakan, saya bisa membahagiakan ibu saya. Namun ditengah perjalanan saya ingin meniti karier di bidang perhotelan ini, saya ragu dengan grammar bahasa inggris yang saya miliki. Saat ujian praktek yang menggunakan bahasa inggris pun saya sedikit grogi, apalagi bertemu tamu yang lebih mahir berbahasa inggris, mungkin saya menangis karena tidak terlalu mengerti bahasa inggris. Dibanding kemampuan saya yang tidak terlalu mahir berbahasa inggris, saya lebih memilih menghitung. Ya, saya menggemari pekerjaan itu karena tidak tau asalnya gimana, saya lebih suka menghitung apapun yang bisa dihitung.
Dan bukan hanya bahasa inggris saja yang tidak bisa saya kuasai, namun saya juga tidak bisa berenang. Semula saya tertarik dengan adanya kapal pesiar costa concordia, kapal yang mempunyai muatan lebih dari 4.000 penumpang itu dan begitu mewah didalamnya. Semua berbanding seratus delapan puluh derajat saat mendengar kecelakaan di pulau kecil di pinggiran Italia. Saya pun terkejut saat mendengar cerita langsung dari saudara saya yang berada di kapal tersebut. Dia harus berenang sejauh kira-kira 100 meter untuk sampai di pulau kecil, saya pun tidak sanggup jika mendengar kata ‘berenang’ walaupun memakai pelampung saya pun tetap tidak bisa menggunakannya seperti jalan di tempat. Beginilah kisah saya mengapa saya tidak melanjutkan ke perguruan tinggi tentang perhotelan.
Alasan saya memilih akuntansi karena jika saya masih bekerja di hotel libur pun tak menentu, tanggal merah pun sudah menjadi hal wajar jika harus masuk ke kantor. Saya juga berpikir ke depannya agar bisa berkumpul dengan keluarga dan tidak terlalu sibuk pekerjaan di kantor. saya juga lebih suka bekerja menggunakan otak dibanding otot. Ya karena selama sekolah dulu, saya lebih diajarkan bagaimana cara bekerja di dunia perhotelan yang menggunakan otot. Selain itu, saya lebih suka duduk di depan komputer seperti mengetik sesuatu atau sekedar membantu bapak mengerjakan tugas kantornya. Jika kita lihat ke depannya, jurusan akuntansi sebenarnya juga bisa menjamin karier saya. Dimana saya lumayan pintar memahami kehidupan zaman sekarang yang mulai tidak benar perekonomiannya. Seperti DPR merenovasi toilet sebesar RP. 2 Milyar itu, sungguh tidak pantas DPR yang seharusnya mensejahterakan rakyat namun membuat negeri ini semakin hancur. Saya ingin suatu saat nanti saya memperbaiki perekonomian yang mulai kacau ini atau dengan bekerja di Bank Indonesia yang mulai tidak benar keberadaan uangnya.
Selama di kampus kami lebih sering menggunakan waktu untuk berdiskusi tentang mata kuliah apa saja yang kurang dimengerti. Di samping itu, kami sering bercerita tentang apa yang tidak d/isukai atau sekedar sharing masalah pribadi dan ada yang memberikan solusinya. Mendengarkan music juga menjadi hal wajar jika dosen telat datang ke kelas. Ya, pokoknya kami menikmati selama di kampus dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama di kampus ialah AC yang tidak dingin dan membuat kami tidak konsentrasi belajar dan hanya berkipas-kipasan saja tanpa memperhatikan dosennya sedang menerangkan. Ada juga dosen yang menerangkan dan saya tidak terlalu mengerti apa yang dijelaskan. Dosen menjelaskan dengan kecepatan yang terlalu cepat dan terkadang membuat saya bosan hingga mengantuk. Ada juga dosen yang datang tidak tepat waktu, karena membuang waktu itu sama saja mengurangi materi yang akan dijelaskan pada pertemuan tersebut dan saya pun tidak menyukai hal itu. Dikarenakan saya jarang telat dan suka berangkat lebih awal. saya pun menghargai waktu dan tidak mau terbuang dengan sia-sia.
Obsesi setelah lulus adalah menjadi seseorang yang mempunyai gelar sarjana yang menginginkan kesuksesan dalam kehidupannya. Namun sukses dalam artian memiliki gelar sarjana saja tidak cukup. Seseorang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Sukses bisa juga sebagai tolak ukur dimana hidup it/u bisa bahagia sesuai apa yang kita mimpikan dahulu. Mimpi-mimpi saya sekarang ialah menjadi wanita karier yang bekerja dengan penghasilan yang setimpal atas apa yang saya mampu dan saya kerjakan. Semua itu untuk menghidupi orang tua saya, orang tua yang telah membesarkan saya dan membanting tulang hanya untuk saya kuliah. Saya ingin merawat mereka, menjaga mereka, membahagiakan mereka disisa umur yang kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Sekian cerita dari saya. Terima kasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar